Visit Wanbul | Dunia dan Akhirat Blog Disini!

Ad 468 X 60

Widgets

Berbagi Dalam Islam, Prioritaskan yang Terdekat

Berbagi Dalam Islam, Prioritaskan yang Terdekat
Di kehidupan ini, sering kita mendengar atau menyebut istilah senioritas, baik di lingkungan pendidikan, dunia kerja bahkan pergaulan sehari-hari, secara umum senioritas berarti memposisikan lebih seseorang yang lebih tua umur atau pengalamannya dari yang lain, meski pengertian ini tidak kaku terutama dalam dunia pendidikan dan dunia kerja.


sedangkan pengertian senioritas menurut KBBI "Se-ni-o-ri-tas /sénioritas/ n 1 perihal senior; 2 keadaan lebih tinggi di pangkat, pengalaman, dan usia; 3 prioritas status atau tingkatan yg diperoleh dari umur atau lamanya bekerja"

Masalah Senioritas ternyata telah lebih dahulu di terangkan dalam Islam, sebagaimana
terdapat dalam quran dan hadits.

“Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang apa yang harus mereka infakkan. Katakanlah, “Harta apa saja yang kamu infakkan, hendaklah diperuntukkan bagi kedua orang tua, kerabat, anak yatim, orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan.” Dan kebaikan apa saja yang kamu kerjakan, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.” (Al-Baqarah: 215)

"Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda; 'Bersedekahlah! Seseorang menanggapi, 'Ya Rasulullah, saya memiliki satu dinar (rezeki)'. Rasul berkata,'Bersedekahlah untuk dirimu'. Ia berkata,'saya masih punya sisanya'. Kata Rasul,'berikan kepada istrimu'. Ia berkata,'masih ada yang lain'. Kata Rasul,'berikan kepada anakmu!' Masih ada yang lain'. Kata Rasul,'berikan kepada pelayanmu!' Masih ada yang lain'. Rasul berkata,'Terserah kamu (kamu lebih tahu)". Sunan An-Nasa'i, hadist no.(2534) 5/66.

Kedua Ayat dan Hadits di atas membicarakan mengenai sedekah, dan kepada siapa sedekah lebih dahulu di berikan. lihatlah hirarki atau tingkatan peruntukannya mulai dari "orang tua, kerabat, anak yatim, orang miskin dan musafir (orang dalam perjalanan yang kesusahan)". Begitu juga tingkatan pemberian sedekah dalam lingkungan keluarga inti, mulai dari "diri sendiri, suami/istri, anak, pembantu dan selanjutnya terserah kita".

Tentunya pengaplikasian Ayat dan hadits di atas tidak kaku hanya pada masalah sedekah, namun juga dapat berlaku secara umum untuk hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan dan pergaulan sesama manusia.

Sering kita salah kaprah dalam memberikan bantuan, rasanya belum bersedekah kalau hanya memberikan sesuatu pada keluarga atau kerabat. padahal keluarga atau kerabat jelas-jelas mesti didahulukan kalau membutuhkan bantuan dibandingkan yang lain, sebagaimana Allah dan Rasullullah telah perintahkan.

Dalam hubungan sesama manusia, sering kita jumpai seseorang yang begitu dermawan membantu orang lain, sementara keluarga atau kerabat dekatnya malah tidak merasakan kedermawanannya walaupun mereka sangat membutuhkan, karena sidermawan ini tidak memahami konteks ayat dan hadits di atas, atau mungkin mempunyai maksud lain agar lebih dipandang oleh orang banyak karena dia telah banyak memberikan bantuan kepada pihak lain.

Inilah kekeliruan umat islam selama ini, beramal tanpa ilmu dan hanya memperturutkan hawa nafsu serta cenderung ikut-ikutan. karena itu pahamilah agama yang lurus ini agar anda tidak keliru dalam beramal. kalau anda mendahulukan membantu orang lain anda hanya akan mendapatkan satu pahala, sedangkan kalau anda mendahulukan membantu keluarga dan kerabat, anda akan memperoleh dua pahala ; pahala sedekah dan menjaga silaturrahim.

"Sedekahmu kepada sesama muslim adalah bernilai sedekah, sementara kepada kerabat bernilai sedekah dan ikatan tali persaudaraan". (HR.Ath-Tarmidzi)


Renungkanlah dan Berbuat Baiklah!

SHARE THIS POST   

  • Facebook
  • Twitter
  • Myspace
  • Google Buzz
  • Reddit
  • Stumnleupon
  • Delicious
  • Digg
  • Technorati
Author: Abi
Saya bukan Ustad dan tidak ingin dipanggil ustad, hanya mencoba berbagi sedikit ilmu yang saya tahu berdasarkan Al-quran dan Sunnah. Kekhilafan ada pada diri saya dan kesempurnaan hanya milik Allah.

0 comments: